Mencari Jati diri Setelah Menikah

Selamat menjalani keluarga baru kalian.

Menikah bukanlah hanya menerima seorang pasangan yang kalian nikahi, tetapi menikah/akad adalah menyatukan 2 keluarga besar dari masing-masing mempelai.

Sebagai keluarga baru kalian haruslah mencontoh yang sudah ada. Berkeluarga contohlah hewan merpati "nek kadung ngarat opo ae d kek i" yg d mksd bukan itu. Tetapi jadilah seperti merpati yang bergantian mengengkrami dan melindungi telurnya. Lihat merpati ktika telur menetas jantan dan betina pasti ada di "bekupon". Entahhhlah itu akal atau hanya sebatas nafsu, tetapi yang saya tekaknkan disini adalah SALING PERCAYA SATU SAMA LAIN.

Himbauan
Kalian yang laki-laki jangan sampai menjadi seperti ayam jantan yang notebennya sering gonta-ganti pasangan. Sifat ayam "petek" yang bisa di contohhh adalah ketika ayam betina memiliki telur. Ayam betina pasti akan puasa selama 21 hari tanpa makanan dan minuman serta takkan meninggalkan engkramannya selama itu (entah itu akal atau nafsu belaka).  Belajar dari makhluk yang katanya tak berakal memang tak semudah yang dilihat hanya saja pengartiannya yang sangat mendalam. bagi pasangan baru ini kalian haruslah banyak berpuasa/poso "teges e OLAH ROSO" "mbohhh yogpo keadaane dan mboh yogpo jluntrungane awakmu kdu iso olah roso".

Sifat "Petek" yg bisa di contoh ke dua adalah ketika sang betina memiliki anak ayam "kutuk" sang betina akan mengawasi tanpa henti. Takkan ada yang bisa mengganggu sang "kutuk" ketika berada di Sisih betina.


Itu saja seklumit kata-kata bahwa kita harus belajar dari makhluk yang katanya tak berakal.

Semoga menjadi pasangan yang SAKINAH, MAWADDAH, DAN WAROHMAH.


"Bulan Padang jinglang, bengi ora keroso
"Meski banyak rintangan menghadang, hadapi dengan Poso"

"Cak Bad nyekel ulo"
"Ulone ucul nyokot cak nono"
"Ngoten mawon atur kawulo"
"Nek wonten lepat monggo di sepuro"

"Najan titik yen lumintu"
"Mulo ojo grusa-grusu nuntut ilmu kang sak estu"